Artikel "Memilih Jurusan Minim Kaum Feminin, Why Not?"

Unknown Reply 04.38

Memilih Jurusan Minim kaum Feminin, Why Not? 

oleh : Sitti Nadia Tri Septiani 


Semua orang tentu memiliki cita-cita dalam hidupnya. Begitupun juga Anda bukan? Apalagi jika berstatus pelajar,  sebaiknya harus memiliki cita-cita yang ingin digapai. Ingin jadi dokter, hakim ataupun polisi, dan masih banyak lagi. Nah, tentu untuk membuat cita-cita itu menjadi nyata, kita harus memiliki rencana pendidikan yang matang kedepannya. Apalagi jika sudah menduduki bangku SMA, kita harus pandai tuk menentukan jurusan apa yang diambil untuk lebih memfokuskan diri terhadap suatu bidang pengetahuan.
IPA? IPS? ataupun jurusan Bahasa yang dipilih itu tak menjadi masalah asalkan sesuai dengan cita-cita yang ingin kamu wujudkan. Misalnya saja, ingin menjadi seorang dokter nantinya, tentulah pekerjaan sebagai dokter tidak akan terlepas dari yang namanya organ-organ tubuh manusia dan ilmu-ilmu tentang hal itu terdapat pada pelajaran IPA. Sudah semestinya kita akan memilih jurusan IPA pula saat di SMA dengan tujuan setelah lulus dapat dengan mudah kuliah di jurusan kedokteran.
Namun, tak sedikit juga siswa yang masih bingung ketika harus menentukan pilihan jurusan di SMA. Tak terkecuali saya pada waktu itu. Tapi, akhirnya saya memilih jurusan IPA dengan harapan kelak ketika kuliah, saya dapat dengan "leluasa" memililih jurusan apa saja. Dalam artian, perlu diakui kebanyakan orang yang memilih jurusan "IPA" memang ikut memonopoli pekerjaan sosial/ekonomi yang seharusnya didominasi mereka yang memilih jurusan IPS.
Nah, pasti terdapat pro dan kontra bukan? Tetapi saya tidak akan jauh membahas hal ini. Lanjut saja, sekarang saya sudah keas 3 SMA dan itu artinya saya dihadapkan lagi dengan berbagai pilihan jurusan di bangku kuliah nantinya. Begitupun teman-teman yang lain. Disamping memikirkan persiapan UAN, kami juga dipusingkan dengan berbagai pilihan jurusan di bangku kuliah nanti.
Sempat hinggap beberapa saran dari orang-orang sekeliling tentang jurusan-jurusan yang memiliki prospek kerja yang cukup menjanjikan di masa depan nanti. Ada baiknya, memang harus rajin-rajin cari informasi mengenai berbagai pilihan jurusan dan tidak terlalu  tergantung pada pilihan orang tua.
Lalu, ketika ada yang menyarankan tuk memilih jurusan teknik entah itu teknik perkapalan, kimia, industri, sipil  bahkan elektro dll dan memang setelah mencari tahu kesana kemari faktanya jurusan paling menjanjikan kebanyakan berasal dari jurusan minim kaum feminin tersebut
Tapi, timbul kekhawatiran bagi kami kaum wanita. Apa bisa beradaptasi dengan jurusan tersebut? Yang kita ketahui bersama, mayoritas penghuni jurusan teknik adalah kaum pria. Jumlah perbandingan cewek dan cowoknya bisa mencapai 1:10. Bahkan, beberapa kasus ditemukan kalau cuma satu atau dua orang wanita yang bertahan dan setia pada jurusan tersebut bersama lebih seratus orang pria di dalamnya.
Melihat kenyataan yang ada, memang kaum wanita tak terlepas dari sikap feminin. Kelembutan, keindahan serta bisa dibilang fisik ataupun daya tahan tubuhnya lebih lemah dari pada pria kebanyakan. Nah terus, apakah bisa membawa diri nantinya memasuki dunia kerja kaum pria itu? Apa saja tantangannya? Mampukah bersaing secara sehat?
Ini pertanyaan yang ada di benak saya, wajar kan? Karena pertanyaan-pertanyaan ini yang nantinya menentukan pilihan saya ketika lulus SMA nanti dan juga dapat menjadi pertimbangan bagi teman-teman bahkan Anda untuk memilih jurusan ini.
Di era milenium ini, sekat-sekat perbedaan antara kaum wanita dan pria mulai dihilangkan. Tak ada lagi diskriminasi, sekarang sudah zamannya emansipasi wanita. Jurusan teknik atau pekerjaan laki-lakipun juga dapat dilakukan wanita masa kini. Persaingan dunia kerjapun tak lagi di mayoritaskan kaum pria dan memilih jurusan ataupun pekerjaan yang berminoritaskan kaum feminin pun seharusnya tak menjadi momok besar lagi bagi kaum wanita saat ini.
Sah-sah saja jika kaum wanita ingin memasuki jurusan seperti itu, selama merasa minat dan didukung dengan tekad yang kuat. Karena, sama halnya dengan jurusan lain jurusan-jurusan yang berminoritaskan kaum wanita ini juga banyak tantangannya. Dibutuhkan kesesuaian kondisi kita sendiri dengan lingkungannya. Namun, tetap yang utama adalah minat dan bakat kita sendiri yang bisa menentukan apa kita bisa melalui jurusan tersebut.
Kekhawatirannya mungkin terletak pada asumsi, jurusan teknik selalu saja identik dengan hal-hal berbau kotor dan bongkar mesin atau melakukan hal-hal berat lainnya . Sehingga, makhluk bernama wanita pun di cap tidak cocok untuk bergelut di dunia seperti itu. Padahal, kebanyakan hanya pemantapan teori dan praktek lapangan biasa. Tak sedikit pula di temukan, lulusan teknik bekerja di depan Komputer dengan jaminan kemapanan.
Momok lainnya karena mayoritas penghuninya  adalah pria. Sehingga, merasa keamanan sebagai seorang wanita dengan mudah terancam. Eittss, jangan salah berdasarkan beberapa kisah dari kakak-kakak senior cewe saya yang kebetulan sedang kuliah di jurusan teknik. Mereka mengaku sangat terlindungi sejak mereka kuliah di jurusan tersebut padahal mayoritasnya adalah pria. Kok bisa? Ternyata sebab faktor minoritas itulah, maka mereka seakan-akan diperlakukan selayaknya ratu dan senantiasa dilindungi.
Kurang lebih terlihat sedikit berat memang, karena beberapa hal dalam urusan terjun langsung di lapangan kaum pria lah yang lebih menonjol. Tapi, kaum wanita tak bisa juga di remehkan, jika benar-benar suka dan cocok dengan jurusan ini apapun jadi terasa mudah tuk dijalani. Sudah diketahui pula, jurusan yang beraromakan teknik tak akan lepas juga dari ilmu fisika. Bagi anda kaum wanita yang merasa memiliki keahlian lebih dalam bidang tersebut maka tak diragukan kalau Anda juga bisa bersaing bahkan dapat melampaui kaum pria.
Masalah prospek kerja nantinya pun tak perlu khawatir, tidak semua lulusan teknik harus bekerja dan terjun langsung dilapangan. Sangat banyak lulusan teknik wanita yang menjadi konsultan mesin bahkan tak sedikit yang dapat memimpin sebuah perusahaan.
Menurut forum.viva.co.id, beberapa wanita yang merupakan lulusan teknik yang dapat dijadikan inspirasi adalah Carol Bartz yakni CEO Yahoo Inc. yang begitu identik dengan dunia teknik. Wanita ini kerap disebut memiliki sistem kerja STEM (science-technology-engineering-math). Lalu, Ellen Kullman yang merupakan CEO Dupont. Mereka berdua merupakan wanita sukses yang dapat memimpin sebuah perusahaan dengan sangat baik.
Adapun, salah satu peneliti asal Harvard University yaitu Larry Summers yang menganalisa bahwa wanita-wanita lulusan teknik kebanyakan akan memiliki karakter yang kuat dan sikap kerja keras yang menyamai apa yang dilakukan oleh kaum pria.
Dari segi kualitas dan profesionalitas, bahkan kedisplinan selalu di dapatkan di jurusan teknik tersebut. Nah, secara tidak langsung kita bisa menyimpulkan, terdapat pendidikan karakter juga dalam setiap pembelajaran di jurusan-jurusan teknik tersebut sehingga pada saat terjun dalam dunia kerja terlihat bagaimana kita sebagai kaum wanita juga dapat memiliki sikap-sikap kewibawaan dalam memimpin dan bertindak.
Bagaimana? Tertarikkah Anda kaum wanita tuk memilih jurusan teknik atau jurusan lain yang berminoritaskan kaum feminin?
Semua tergantung pada kondisi dan kesiapan diri. Sebaiknya dalam menentukan pilihan rajinlah mengumpulkan informasi-informasi mengenai jurusan tersebut. Sehingga, dapat disesuaikan dengan minat dan bakat Anda. Ingat! Genre tak lagi jadi masalah tuk memilih sebuah jurusan ataupun pekerjaan mana saja. 

Semoga sukses!


sumber tulisan "arsip penulis sendiri" : 
sumber gambar : kirmansyam.com

Posting Komentar

Coretkanlah Opinimu :)

Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Dear Readers...

Tulisan itu memang terkadang membosankan.. namun bertahanlah sampai klimaks .. Temukan yang tak terduga ;) Jemari rapuh ini, hanya sebagai perantara bagi gadis yang tak bisa berhenti berkicau walau tak ada siapapun di sekitarnya..

Popular Posts

Twitter

Followers