Artikel "Memilih Jurusan Minim Kaum Feminin, Why Not?"
Memilih Jurusan Minim kaum Feminin, Why Not?
oleh : Sitti Nadia Tri Septiani
Semua
orang tentu memiliki cita-cita dalam hidupnya. Begitupun juga Anda bukan?
Apalagi jika berstatus pelajar,
sebaiknya harus memiliki cita-cita yang ingin digapai. Ingin jadi
dokter, hakim ataupun polisi, dan masih banyak lagi. Nah, tentu untuk membuat
cita-cita itu menjadi nyata, kita harus memiliki rencana pendidikan yang matang
kedepannya. Apalagi jika sudah menduduki bangku SMA, kita harus pandai tuk menentukan
jurusan apa yang diambil untuk lebih memfokuskan diri terhadap suatu bidang
pengetahuan.
IPA?
IPS? ataupun jurusan Bahasa yang dipilih itu tak menjadi masalah asalkan sesuai
dengan cita-cita yang ingin kamu wujudkan. Misalnya saja, ingin menjadi seorang
dokter nantinya, tentulah pekerjaan sebagai dokter tidak akan terlepas dari
yang namanya organ-organ tubuh manusia dan ilmu-ilmu tentang hal itu terdapat
pada pelajaran IPA. Sudah semestinya kita akan memilih jurusan IPA pula saat di
SMA dengan tujuan setelah lulus dapat dengan mudah kuliah di jurusan
kedokteran.
Namun,
tak sedikit juga siswa yang masih bingung ketika harus menentukan pilihan
jurusan di SMA. Tak terkecuali saya pada waktu itu. Tapi, akhirnya saya memilih
jurusan IPA dengan harapan kelak ketika kuliah, saya dapat dengan
"leluasa" memililih jurusan apa saja. Dalam artian, perlu diakui
kebanyakan orang yang memilih jurusan "IPA" memang ikut memonopoli
pekerjaan sosial/ekonomi yang seharusnya didominasi mereka yang memilih jurusan
IPS.
Nah,
pasti terdapat pro dan kontra bukan? Tetapi saya tidak akan jauh membahas hal
ini. Lanjut saja, sekarang saya sudah keas 3 SMA dan itu artinya saya
dihadapkan lagi dengan berbagai pilihan jurusan di bangku kuliah nantinya.
Begitupun teman-teman yang lain. Disamping memikirkan persiapan UAN, kami juga
dipusingkan dengan berbagai pilihan jurusan di bangku kuliah nanti.
Sempat
hinggap beberapa saran dari orang-orang sekeliling tentang jurusan-jurusan yang
memiliki prospek kerja yang cukup menjanjikan di masa depan nanti. Ada baiknya,
memang harus rajin-rajin cari informasi mengenai berbagai pilihan jurusan dan
tidak terlalu tergantung pada pilihan
orang tua.
Lalu,
ketika ada yang menyarankan tuk memilih jurusan teknik entah itu teknik
perkapalan, kimia, industri, sipil bahkan elektro dll dan memang setelah mencari
tahu kesana kemari faktanya jurusan paling menjanjikan kebanyakan berasal dari
jurusan minim kaum feminin tersebut
Tapi,
timbul kekhawatiran bagi kami kaum wanita. Apa bisa beradaptasi dengan jurusan
tersebut? Yang kita ketahui bersama, mayoritas penghuni jurusan teknik adalah
kaum pria. Jumlah perbandingan cewek dan cowoknya bisa mencapai 1:10. Bahkan,
beberapa kasus ditemukan kalau cuma satu atau dua orang wanita yang bertahan dan
setia pada jurusan tersebut bersama lebih seratus orang pria di dalamnya.
Melihat
kenyataan yang ada, memang kaum wanita tak terlepas dari sikap feminin.
Kelembutan, keindahan serta bisa dibilang fisik ataupun daya tahan tubuhnya
lebih lemah dari pada pria kebanyakan. Nah terus, apakah bisa membawa diri
nantinya memasuki dunia kerja kaum pria itu? Apa saja tantangannya? Mampukah
bersaing secara sehat?
Ini
pertanyaan yang ada di benak saya, wajar kan? Karena pertanyaan-pertanyaan ini
yang nantinya menentukan pilihan saya ketika lulus SMA nanti dan juga dapat
menjadi pertimbangan bagi teman-teman bahkan Anda untuk memilih jurusan ini.
Di
era milenium ini, sekat-sekat perbedaan antara kaum wanita dan pria mulai dihilangkan.
Tak ada lagi diskriminasi, sekarang sudah zamannya emansipasi wanita. Jurusan
teknik atau pekerjaan laki-lakipun juga dapat dilakukan wanita masa kini.
Persaingan dunia kerjapun tak lagi di mayoritaskan kaum pria dan memilih
jurusan ataupun pekerjaan yang berminoritaskan kaum feminin pun seharusnya tak
menjadi momok besar lagi bagi kaum wanita saat ini.
Sah-sah
saja jika kaum wanita ingin memasuki jurusan seperti itu, selama merasa minat
dan didukung dengan tekad yang kuat. Karena, sama halnya dengan jurusan lain
jurusan-jurusan yang berminoritaskan kaum wanita ini juga banyak tantangannya. Dibutuhkan
kesesuaian kondisi kita sendiri dengan lingkungannya. Namun, tetap yang utama
adalah minat dan bakat kita sendiri yang bisa menentukan apa kita bisa melalui
jurusan tersebut.
Kekhawatirannya
mungkin terletak pada asumsi, jurusan teknik selalu saja identik dengan hal-hal
berbau kotor dan bongkar mesin atau melakukan hal-hal berat lainnya . Sehingga,
makhluk bernama wanita pun di cap tidak cocok untuk bergelut di dunia seperti
itu. Padahal, kebanyakan hanya pemantapan teori dan praktek lapangan biasa. Tak
sedikit pula di temukan, lulusan teknik bekerja di depan Komputer dengan
jaminan kemapanan.
Momok
lainnya karena mayoritas penghuninya adalah pria. Sehingga, merasa keamanan sebagai
seorang wanita dengan mudah terancam. Eittss, jangan salah berdasarkan beberapa
kisah dari kakak-kakak senior cewe saya yang kebetulan sedang kuliah di jurusan
teknik. Mereka mengaku sangat terlindungi sejak mereka kuliah di jurusan
tersebut padahal mayoritasnya adalah pria. Kok bisa? Ternyata sebab faktor minoritas
itulah, maka mereka seakan-akan diperlakukan selayaknya ratu dan senantiasa
dilindungi.
Kurang
lebih terlihat sedikit berat memang, karena beberapa hal dalam urusan terjun
langsung di lapangan kaum pria lah yang lebih menonjol. Tapi, kaum wanita tak
bisa juga di remehkan, jika benar-benar suka dan cocok dengan jurusan ini
apapun jadi terasa mudah tuk dijalani. Sudah diketahui pula, jurusan yang
beraromakan teknik tak akan lepas juga dari ilmu fisika. Bagi anda kaum wanita
yang merasa memiliki keahlian lebih dalam bidang tersebut maka tak diragukan
kalau Anda juga bisa bersaing bahkan dapat melampaui kaum pria.
Masalah
prospek kerja nantinya pun tak perlu khawatir, tidak semua lulusan teknik harus
bekerja dan terjun langsung dilapangan. Sangat banyak lulusan teknik wanita
yang menjadi konsultan mesin bahkan tak sedikit yang dapat memimpin sebuah
perusahaan.
Menurut
forum.viva.co.id, beberapa wanita yang merupakan lulusan teknik yang dapat
dijadikan inspirasi adalah Carol Bartz yakni CEO Yahoo Inc. yang begitu identik
dengan dunia teknik. Wanita ini kerap disebut memiliki sistem kerja STEM
(science-technology-engineering-math). Lalu, Ellen Kullman yang merupakan CEO
Dupont. Mereka berdua merupakan wanita sukses yang dapat memimpin sebuah
perusahaan dengan sangat baik.
Adapun,
salah satu peneliti asal Harvard University yaitu Larry Summers yang
menganalisa bahwa wanita-wanita lulusan teknik kebanyakan akan memiliki
karakter yang kuat dan sikap kerja keras yang menyamai apa yang dilakukan oleh
kaum pria.
Dari
segi kualitas dan profesionalitas,
bahkan kedisplinan selalu di dapatkan di jurusan teknik tersebut. Nah, secara
tidak langsung kita bisa menyimpulkan, terdapat pendidikan karakter juga dalam
setiap pembelajaran di jurusan-jurusan teknik tersebut sehingga pada saat
terjun dalam dunia kerja terlihat bagaimana kita sebagai kaum wanita juga dapat
memiliki sikap-sikap kewibawaan dalam memimpin dan bertindak.
Bagaimana?
Tertarikkah Anda kaum wanita tuk memilih jurusan teknik atau jurusan lain yang
berminoritaskan kaum feminin?
Semua
tergantung pada kondisi dan kesiapan diri. Sebaiknya dalam menentukan pilihan
rajinlah mengumpulkan informasi-informasi mengenai jurusan tersebut. Sehingga,
dapat disesuaikan dengan minat dan bakat Anda. Ingat! Genre tak lagi jadi
masalah tuk memilih sebuah jurusan ataupun pekerjaan mana saja.
Semoga sukses!
sumber tulisan "arsip penulis sendiri" :
sumber gambar : kirmansyam.com
Posting Komentar
Coretkanlah Opinimu :)