Puisi Rintihan Ibu di Palestina

Unknown Reply 07.05

 Rintihan Ibu di Palestina

Karya Sitti Nadia Tri Septiani
 (Putri Nadia)

Suamiku, tanah kita direbut paksa, diluluhlantakkan tak bersisa
Suamiku, Islam diremehkan, Palestina terintimidasi
Suamiku, aku mencintaimu, bayi kita dan juga palestina
Sebelum darah kita menggenangi palestina tercinta, kita harus tetap di sini



Ananda, bayi mungilku..
Maafkan ibu, Engkau terlahir disela perang dan dentuman bom
Maafkan ibu, yang tiap hari tak bisa hentikan tangismu
Ananda, cepatlah besar tuk jadi mujahid hilangkan perang dan letusan bom

Keluarga, sanak saudara tercinta..
Kemarin masih sempat senyum kalian kulihat
Sebab berhasil lemparkan secuil batu pada tank para zionis
Namun, kemana rupa kalian sekarang? Tak pulang dan menghilang

Suamiku, kita kehabisan pangan..
Ananda, ragamu makin kurus dan tak berdaya
Kemana harus meminta?
Sedang, selangkah keluar rumah merupakan pintu kematian

Suara tank dapat kudengar semakin dekat
Kurengkuh ananda tercinta, tak ingin kulepas
Suamiku.. suamiku.. Ia busungkan dada dan keluar menghadang
Lemparkan batu kecil dan mengamuk meminta belas kasih

Detik berikutnya, amukan suamiku tak terdengar
Titik air basahi pipi dalam diam
Anakku.. Anandaku tercinta, ia menangis  duka menjalar
Bak sedang mencaci para zionis “Mengapa kau bunuh Ayahku, wahai Iblis!”

Kekasih hatiku, sampaikan doaku pada Ilahi
Doa dari para ibu di palestina
Doa rakyat palestina yang rindu akan kedamaian
Kami rindu ketenangan..

Sekarang, ledakan semakin jelas ku dengar..
Rupanya, kami kan bertemu ayahmu Nak di taman surga itu..
Tapi tak sampai disini, derita palestina dan perjuangannya masih berlanjut
Tenanglah, palestinaku tercinta kan ku pinta Sang Ilahi mengazab mereka


 sumber tulisan : http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2013/08/16/rintih-ibu-di-palestina-584139.html
sumber gambar : http://aminbenahmed.blogspot.com/2012/11/sejarah-palestina.html

Posting Komentar

Coretkanlah Opinimu :)

Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Dear Readers...

Tulisan itu memang terkadang membosankan.. namun bertahanlah sampai klimaks .. Temukan yang tak terduga ;) Jemari rapuh ini, hanya sebagai perantara bagi gadis yang tak bisa berhenti berkicau walau tak ada siapapun di sekitarnya..

Popular Posts

Twitter

Followers