Dongeng Pertama, "Pena dan Negeri Baca Tulis"

Unknown 8 04.40

Pena dan Negeri Baca Tulis

Karya Sitti Nadia Tri Septiani



Anak laki-laki yang lincah itu bernama Pena. Sang ibu sengaja memberikan nama itu untuk anak semata wayangnya. Ia ingin Pena menjadi penulis  handal dan menciptakan karya luar biasa seperti Almarhum ayahnya.
            Di desa kecil yang jauh dari perkotaan, Pena dan ibunya hidup serba kekurangan. Tak jarang dalam sehari mereka hanya makan sekali. Itupun hanya ditemani beberapa potong ubi yang Ibu Pena dapatkan berkat kemurahan hati sang pemilik kebun.

Cerpen Cinta Nessa

Unknown 3 02.04

 Cinta Nessa 

Karya Sitti Nadia Tri Septiani



Cinta. Bahagiakah kamu ketika merasakannya? Tahukah kamu jika cinta itu menyimpan sebilah pisau dibalik angan-angan yang ia janjikan? Tahukah kamu kalau saat ini cinta berusaha untuk menipu? Menyimpan pisau di sakunya dan kapan saja bisa mengirismu lalu membuat luka itu menjadi infeksi. Kini, ada seorang gadis yang memilih untuk berteman dengan sepi untuk menghindari cinta. Katanya, cinta merenggut hidupnya. Katanya, cinta itu jahat.

Artikel Saling Singgung = Bibit Cyberbullying

Unknown Reply 01.45

 Saling Singgung = Bibit Cyberbullying

oleh : Sitti Nadia Tri Septiani


“Aduh kok ada ya orang seperti itu, dia itu sok pintar!” atau “Ih, munafik banget si blablabla!”. Nah, pernah membaca status semacam itu? Atau bahkan lebih parah? Status ataupun postingan kalimat yang dapat memicu ketersinggungan orang lain. Apalagi, jika terang-terangan menyebutkan nama seseorang dan menambahkan kalimat kasar. Sudah dapat dipastikan, jika suatu hari nanti orang tersebut membacanya akan menimbulkan masalah yang lebih parah. Bahkan, bisa jadi teman-teman kita di sosial media tersinggung dengan status tersebut walaupun kenyataannya bukan dia yang dimaksud. Terjadilah kesalahpahaman.

Artikel, Yuk! Lestarikan Budaya Berpantun!

Unknown Reply 01.32

Yuk, Lestarikan Budaya Berpantun!

Oleh : Sitti Nadia Tri Septiani


Pantun tentu tidak asing lagi bukan bagi kita? Mulai dari saat duduk di bangku sekolah dasar (SD)  kita sudah dikenalkan dengan sastra lama satu ini. Tapi tahukah? Pantun bukan sekedar kebudayaan yang khas dengan budaya melayu saja namun memang berasal dari Indonesia. Sudah sejak lama pantun menjadi alat komunikasi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Sebab, pantun merupakan warisan leluhur yang paling unik. Mengapa saya menyebutnya demikian? Karena, pantun itu sendiri telah memiliki chemistry yang kuat dengan seluruh masyarakat di Indonesia. Lihat saja, semua daerah di Indonesia memiliki pantun khas daerahnya masing-masing.

Puisi Berkorban untuk Dikurban

Unknown Reply 01.21

 Berkorban untuk Dikurban

Tulisan sederhana Sitti Nadia Tri Septiani



Hari ini masih ku dengar takbir
Hari ini masih diizinkan mengucapnya di bibir
Pagi ini mentari memasang wajah teduh nan khidmat
Pagi ini nada biru langit  berubah jadi nyanyian nikmat

Puisi OH.. Teknologi..

Unknown 2 01.11

 OH.. Teknologi

 karya : Sitti Nadia Tri Septiani

Menjelajah dunia katanya tak sukar
Hanya gunakan jurus singkat, tak perlu uang banyak
Cukup indra penglihatan melotot pada layar
Lalu Jemari berdansa disertai bunyi “tik..tik” dan tinggal “klik.. klik”

Oh.. Teknologi..
Hanya sekali ketik, klik dan masalah selesai
Alahkah mudahnya..
Bak mantra simsalabim, semuanya ada ..

Apalagi? Sudah tak zaman tuk mengeluh sana sini
Segala pertanyaan terjawab sudah
Serahkan saja pada teknologi
Masalah jarak pun selesai dengan mudah

Segalanya instan dan terasa nikmat dimanja
Semuanya berkoar “Inilah kebutuhanku!”
Hingga sedetikpun tak ingin berpisah
Bak berubah jadi sabu yang mencandu

Larut dalam buaian hingga lupa waktu,
Hingga perlahan otak lumpuh
Biji mata hampir meloncat keluar
Hanya terpesona pada layar

Si mulut pedas menimpali
“Salah internet! Salah teknologi!”
Generasi muda menjadi malas
Mandiri jauh dari diri pemuda, waktu mereka terkuras!

Namun, dengarlah ada balasan dari cercaan itu
“Jangan salahkan aku!”
Rupanya, teknologi tersinggung dan mulai geram
Sebab internet juga dijadikan kambing hitam

Sudah menjadi kodrat, semua ada baik dan buruknya
Peringatkanlah sesamamu, wahai manusia!
Apalagi Engkau wahai jemari jahil! Jangan merusak diri dan masa depan!
Maka, bahu membahulah! Gunakan kami dengan sehat dan aman!

Sumber Tulisan : Akun pribadi kompasiana http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2013/09/25/oh-teknologi-595027.html
sumber gambar : http://nafiah09prestasi.wordpress.com/category/perkembangan-internet

Cerpen Terpaksa dilucu-lucukan hahaha :D

Unknown 2 08.56

Sebelum kita membaca cerpen dibilang ini benar-benar THE REAL CERPEN. Soalnya pendek sekali, haha cuman selembar dengan ukuran font 12. GREAT! wait, kalau berbicara tentang cerpen pasti ngebayanginnya tentang pelajaran Bahasa Indonesia kan ? Kali ini kalian gak perlu kaget, karena cerpen ini bukan tugas dari pelajaran Bahasa Indonesia, melainkan tugas pelajaran Agama. Nah lho ? -___-

Nah, sebenarnya saya juga bingung.. 
Hubungan Agama dengan buat cerpen itu apa ???
ditambah lagi, persyaratan cerpennya adalah.. "CERPEN INI HARUS LUCU"

dengan waktu kepepet seperti ini, terpaksa..
saya menggunakan imajinasi tidak karuan saya..
cerpen LUCU yang tidak LUCU..


Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Dear Readers...

Tulisan itu memang terkadang membosankan.. namun bertahanlah sampai klimaks .. Temukan yang tak terduga ;) Jemari rapuh ini, hanya sebagai perantara bagi gadis yang tak bisa berhenti berkicau walau tak ada siapapun di sekitarnya..

Popular Posts

Twitter

Followers