Dongeng Pertama, "Pena dan Negeri Baca Tulis"
Pena dan Negeri Baca Tulis
Karya Sitti Nadia Tri Septiani
Anak laki-laki yang lincah
itu bernama Pena. Sang ibu sengaja memberikan nama itu untuk anak semata
wayangnya. Ia ingin Pena menjadi penulis
handal dan menciptakan karya luar biasa seperti Almarhum ayahnya.
Di desa kecil yang jauh dari
perkotaan, Pena dan ibunya hidup serba kekurangan. Tak jarang dalam sehari
mereka hanya makan sekali. Itupun hanya ditemani beberapa potong ubi yang Ibu
Pena dapatkan berkat kemurahan hati sang pemilik kebun.
Kehidupan mereka yang miskin
tak menjadikan ibu Pena membiarkan nasib pendidikan anaknya menjadi suram.
Beliau tetap berusaha mencari celah agar Pena bisa terus sekolah. Karena masih belum ada sekolah di desa itu,
Pena harus menempuh jarak yang sangat jauh untuk ke desa seberang. Ia bahkan
harus melewati hamparan sawah lalu hutan dan terakhir menyebrang sungai kecil
untuk ke sekolah.
Pena kini duduk di kelas 2 SD. Ia sedang
giat-giatnya belajar membaca dan menulis dengan baik. Tapi sayang, tak ada
minat dalam diri pena untuk rajin membaca. Bahkan semangat untuk sekolah tidak
ia miliki. Jarak yang jauh membuat otak Pena menjunjung kata malas. Ia lebih
memilih bermain di sungai bersama teman-temannya. Tak jarang, Pena bahkan
berani berbohong pada ibunya dan akhirnya bolos sekolah.
Suatu ketika, Pena kembali
berniat untuk membolos sekolah. Ia malas karena PR yang berkaitan dengan
membaca dan menulis tidak ia kerjakan. Pena memilih bermain bersama
teman-temannya yang memang tidak sekolah di dekat sungai. Seperti biasa, Pena
melepas seragamnya agar tidak basah ataupun kotor. Dengan bersemangat ia pun
ikut bermain dan menangkap ikan bersama teman-temannya.
Hari semakin sore, waktunya
Pena harus pulang. Kalau tidak, ibunya akan mencarinya di sekolah dan Pena akan
ketahuan kalau hari ini ia bolos sekolah. Pena pun berusaha mengeringkan
badannya dan segera memakai kembali seragam sekolahnya. Ia harus melewati hutan
dan sawah terlebih dahulu untuk sampai ke rumah. Padahal, sebentar lagi langit
mulai gelap.
“Aku harus cepat!” Kata Pena
dalam hatinya. Ia tak ingin melewati hutan dengan suasana yang gelap gulita.
Pena pun berlari tapi apa
daya, gara-gara keasyikan menangkap ikan dan bermain ia lupa waktu. Dan
sekarang, sebentar lagi malam tiba. Pena pun mulai panik ketika mendapati
dirinya berada di tengah hutan tanpa penerangan. Tiba-tiba ia melihat cahaya
yang berasal dari kunang-kunang yang berterbangan. Ia pun mengikuti cahaya
itu dengan harapan akan membawanya ke
desa.
Berbekal dengan cahaya
kunang-kunang, Pena terus berjalan menyusuri hutan. Cukup lama pena
berputar-putar di hutan tersebut dan tak kunjung berhasil keluar. Padahal,
sehari-hari ia melewati hutan ini. Pena tak akan mengira kalau hutan ini akan
begitu sangat asing baginya di malam seperti ini.
Semakin lama, pena semakin
takut. Tingkat kepanikannya pun semakin tinggi. Hingga ia berjalan dengan cepat
sambil meraba-raba dan.. “BUUKK!”
Pena terjatuh, kakinya
terkilir karena tersandung akar-akar pohon. Buku-buku dan pensil dari tas pena
pun berserakan. Pena menangis ketakutan, bahkan ketakutannya lebih besar dari
rasa sakit kakinya yang terkilir. Pena berusaha berdiri, tapi tak bisa.
Pena pun berteriak meminta
bantuan “TOLOONG.. siapapun tolong aku. Aku ingin pulang!” kata-kata itu terus
Pena teriakkan hingga ia mendengar seseorang berbicara.
“Apa kamu ingin pulang dan
besoknya akan bolos sekolah lagi?” suara itu entah berasal dari mana tapi satu
hal yang pasti. Suara itu berhasil membuat pena semakin takut.
“Sii.. si.aa Siapa itu??”
Pena bertanya dengan gagap hingga tak menyadari kalau sekarang ia pipis di
celana sanking ketakutannya.
“Aku adalah benda yang
sering kamu acuhkan Pena.” Ternyata asal suara itu dari buku tulis Pena yang
berhamburan di dekatnya.
“Bagaimana mungkin kamu bisa
bicara? Ah, ini pasti mimpi” Pena semakin bingung dengan apa yang ia alami
sekarang. Ini seperti mimpi, bagaimana mungkin buku-buku yang membosankan itu
dapat berbicara, itulah pena pikirkan.
“Aku tidak suka membaca
ataupun menulis! Hal itu membosankan! Andai aku tahu, akan ku buang saja kamu
di sungai! Sekarang, cepat pulangkan aku! ” Pena menyambung kalimatnya dan
sedikit menggertak agar ia segera dipulangkan. Ia juga mencoba mengancam
buku-buku itu.
“Kamu memang anak yang malas
Pena. Ayah dan Ibumu pasti kecewa! Apa kamu ingin pulang? sekarang,
mendekatlah” Buku itu pun tampaknya mencoba menuruti keinginan Pena untuk
pulang.
Namun, tiba-tiba semuanya
menjadi aneh. Pena tidak lagi berada di hutan yang gelap gulita. Sekarang, ia
berada di tempat yang tak pernah ia datangi sebelumnya dan di tangannya ada
buku ajaib yang dapat berbicara.
Tempat ini sangat indah,
dipenuhi manusia dengan segala usia. Tidak hanya itu, peri-peri sibuk
berterbangan kesana kemari seakan memamerkan kehebatan mereka. Sungai di tempat ini sangat indah dan airnya
begitu jernih, sangat berbeda dengan sungai tempat pena bermain. Bukan hanya
itu, pemandangan alamnya sangat menyejukkan.
Pena tadinya ingin marah
karena barhasil ditipu oleh buku ajaib.
Sangat jelas ini bukanlah desanya. Tapi sekarang pena tidak memdulikannya sebab
ia sangat menikmati suasana tempat ini.
“Selamat datang di Negeri
Baca Tulis” ucap buku ajaib dengan bangga. “Ini adalah surganya para penulis”
“Aku bukan penulis, mengapa
kamu membawaku kesini? Aku bahkan tak menyukai membaca apalagi menulis” kata
Pena, seakan ia menuntut penjelasan.
“Berkelilinglah dan kamu
akan mendapatkan jawabannya” kata buku ajaib dengan sangat tenang,
Pena pun memulai
petualanganya di negeri baca tulis ini. Ia berkeliling dan menikmati keindahan
alam yang ada. Ia melihat beberapa anak memegang pensil dan buku. Bahkan, para
hewan pun asik membaca.
Di tengah perjalanannya
berkeliling, ia melihat beberapa anak-anak sedang asyik mewarnai, membaca buku
cerita yang tampak menarik dan menuliskan beberapa kejadian yang mereka lihat..
Tidak hanya itu, ia juga bertemu dengan kelinci berkaca mata. Kelinci tersebut
tampak sibuk membaca halaman demi halaman
Semakin ia berjalan di
Negeri Baca Tulis ini, semakin ia malu dengan dirinya yang sampai sekarang
belum pandai menulis dengan baik bahkan membaca pun masih terbata-bata.
Pena pun kembali berbicara
pada sang buku ajaib. “Aku ingin pulang, aku sangat malu berada di sini” pintah
Pena kepada buku ajaib
“Masih ada yang masih perlu
kau lihat Pena!” Buku ajaib pun kembali mengajak pena ke suatu tempat di negeri
baca tulis ini.
Sanking kagetnya, Pena
mengucek-ucek matanya, ini adalah perpustakaan terbesar yang ia pertama kali
temui. Ada ribuan buku, lemari-lemarinya pun menjulang tinggi. Bukan hanya itu,
ia juga melihat anak-anak berlomba mengambil buku cerita. Pena pun tertarik
untuk melihat sejenak dan mengambil salah satu buku cerita tersebut.
Ia membuka buku cerita itu
tapi tak banyak yang bisa ia mengerti karena Pena masih belum lancar membaca.
Tapi, Pena tidak langsung menutup buku itu. Ia sangat tertarik dengan
gambar-gambar yang diselipkan pada cerita di buku tersebut. Hingga, menimbulkan
rasa penasaran semakin dalam tentang alur ceritanya.
Pena pun bergumam “Andai aku
pandai membaca, aku pasti tahu apa yang terjadi di cerita ini”. Dengan sedih,
ia pun menutup buku cerita tersebut dan berlalu pergi. Ia mencari-cari sang
buku ajaib, tapi tak ia temukan. Ia berusaha mengelilingi perpustakaan yang
super besar itu. Selagi mencari buku ajaib ia melihat seorang anak yang tampak
lebih muda darinya sedang menulis.
“Apa yang kau tulis?” Tanya
Pena pada anak kecil di depannya
“Aku menulis tentang
perasaanku, apa kau mau mencobanya?” anak kecil itupun menawari Pena untuk
menulis.
Tapi dengan cepat Pena
menggelengkan kepalanya. Bagaimana mungkin ia bisa menulis sedang membaca saja
masih kesulitan? Pena menunduk dan meninggalkan anak kecil itu. Pena merasa iri
pada anak kecil tadi karena ia bisa menuliskan segala perasaannya sedangkan
Pena tidak bisa.
Pena memang jarang berbicara
apalagi meluapkan perasaan yang sesungguhnya pada sang ibu. Mungkin dengan
menulis suatu saat nanti pena akan lebih lega. Pena bisa menceritakan keluh
kesahnya selama ia di sekolah dan yang lebih menggoda lagi, Pena rupanya ingin
bisa membuat cerita seperti cerita di buku yang ia lihat tadi.
Pena pun menghentikan
langkahnya lalu mengajak para peri bercengkerama tentang negeri baca tulis.
Pena senang mendengarkan para peri bercerita tentang indahnya membaca dan
menulis hingga berhasil memotivasi Pena untuk lebih giat belajar. Pena juga tak
bisa membayangkan jika ia dewasa dan ia belum bisa membaca dan menulis dan
sekarang ia sadar mungkin ini tujuan ibu menyuruhnya sekolah. Ia harus menjadi
anak yang pandai dan tanpa baca tulis dia tak akan bisa mempelajari banyak hal.
“Ah, Maafkan aku, Ibu” Pena
bergumam pelan dan tak sadar meneteskan air matanya.
“Pena? Pena Bangun Nak? Ah,
syukurlah kamu di temukan!” Terdengar suara ibu pena yang panik.
Pena ditemukan terbaring di
tengah hutan dan buku-bukunya masih berserakan dimana-mana. Sayup-sayup mata
Pena pun terbuka dan terbelalak. Ia pun langsung meloncat memeluk ibunya sambil
berjanji “Pena tidak akan bolos sekolah lagi, Bu!!”
sumber tulisan : (akun pribadi kompasiana) www.kompasiana.com/putrinadia
sumber gambar : http://remaja-inovation.blogspot.com/2011/12
8 komentar
cerpennya bagus... :)
Menulis tentang perasaan kita, luar biasa..
terima kasih :)
semoga kedepan bisa nulis dongeng lagi :D
yup memang luar biasa :D
http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/02/tajir-melintar-ini-fakta-menarik-ibu.html
http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/02/telaga-cisoka-danau-berair-biru-yang.html
http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/02/bocoran-film-godzilla-vs-king-kong.html
QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
-KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
1 user ID sudah bisa bermain 7 Permainan.
• BandarQ
• AduQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• WA: +62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
• BB : 2B3D83BE
Come & Join Us!
Cerita nyan bagus banget👍👍👍👍👍
Cerita nyan bagus banget👍👍👍👍👍
Keren
Posting Komentar
Coretkanlah Opinimu :)