Dongeng Pertama, "Pena dan Negeri Baca Tulis"

Unknown 8 04.40

Pena dan Negeri Baca Tulis

Karya Sitti Nadia Tri Septiani



Anak laki-laki yang lincah itu bernama Pena. Sang ibu sengaja memberikan nama itu untuk anak semata wayangnya. Ia ingin Pena menjadi penulis  handal dan menciptakan karya luar biasa seperti Almarhum ayahnya.
            Di desa kecil yang jauh dari perkotaan, Pena dan ibunya hidup serba kekurangan. Tak jarang dalam sehari mereka hanya makan sekali. Itupun hanya ditemani beberapa potong ubi yang Ibu Pena dapatkan berkat kemurahan hati sang pemilik kebun.
Kehidupan mereka yang miskin tak menjadikan ibu Pena membiarkan nasib pendidikan anaknya menjadi suram. Beliau tetap berusaha mencari celah agar Pena bisa terus sekolah.  Karena masih belum ada sekolah di desa itu, Pena harus menempuh jarak yang sangat jauh untuk ke desa seberang. Ia bahkan harus melewati hamparan sawah lalu hutan dan terakhir menyebrang sungai kecil untuk ke sekolah.
Pena  kini duduk di kelas 2 SD. Ia sedang giat-giatnya belajar membaca dan menulis dengan baik. Tapi sayang, tak ada minat dalam diri pena untuk rajin membaca. Bahkan semangat untuk sekolah tidak ia miliki. Jarak yang jauh membuat otak Pena menjunjung kata malas. Ia lebih memilih bermain di sungai bersama teman-temannya. Tak jarang, Pena bahkan berani berbohong pada ibunya dan akhirnya bolos sekolah.
Suatu ketika, Pena kembali berniat untuk membolos sekolah. Ia malas karena PR yang berkaitan dengan membaca dan menulis tidak ia kerjakan. Pena memilih bermain bersama teman-temannya yang memang tidak sekolah di dekat sungai. Seperti biasa, Pena melepas seragamnya agar tidak basah ataupun kotor. Dengan bersemangat ia pun ikut bermain dan menangkap ikan bersama teman-temannya.
Hari semakin sore, waktunya Pena harus pulang. Kalau tidak, ibunya akan mencarinya di sekolah dan Pena akan ketahuan kalau hari ini ia bolos sekolah. Pena pun berusaha mengeringkan badannya dan segera memakai kembali seragam sekolahnya. Ia harus melewati hutan dan sawah terlebih dahulu untuk sampai ke rumah. Padahal, sebentar lagi langit mulai gelap.
“Aku harus cepat!” Kata Pena dalam hatinya. Ia tak ingin melewati hutan dengan suasana yang gelap gulita.
Pena pun berlari tapi apa daya, gara-gara keasyikan menangkap ikan dan bermain ia lupa waktu. Dan sekarang, sebentar lagi malam tiba. Pena pun mulai panik ketika mendapati dirinya berada di tengah hutan tanpa penerangan. Tiba-tiba ia melihat cahaya yang berasal dari kunang-kunang yang berterbangan. Ia pun mengikuti cahaya itu  dengan harapan akan membawanya ke desa.
Berbekal dengan cahaya kunang-kunang, Pena terus berjalan menyusuri hutan. Cukup lama pena berputar-putar di hutan tersebut dan tak kunjung berhasil keluar. Padahal, sehari-hari ia melewati hutan ini. Pena tak akan mengira kalau hutan ini akan begitu sangat asing baginya di malam seperti ini.
Semakin lama, pena semakin takut. Tingkat kepanikannya pun semakin tinggi. Hingga ia berjalan dengan cepat sambil meraba-raba dan.. “BUUKK!”
Pena terjatuh, kakinya terkilir karena tersandung akar-akar pohon. Buku-buku dan pensil dari tas pena pun berserakan. Pena menangis ketakutan, bahkan ketakutannya lebih besar dari rasa sakit kakinya yang terkilir. Pena berusaha berdiri, tapi tak bisa.
Pena pun berteriak meminta bantuan “TOLOONG.. siapapun tolong aku. Aku ingin pulang!” kata-kata itu terus Pena teriakkan hingga ia mendengar seseorang berbicara.
“Apa kamu ingin pulang dan besoknya akan bolos sekolah lagi?” suara itu entah berasal dari mana tapi satu hal yang pasti. Suara itu berhasil membuat pena semakin takut.
“Sii.. si.aa Siapa itu??” Pena bertanya dengan gagap hingga tak menyadari kalau sekarang ia pipis di celana sanking ketakutannya.
“Aku adalah benda yang sering kamu acuhkan Pena.” Ternyata asal suara itu dari buku tulis Pena yang berhamburan di dekatnya.
“Bagaimana mungkin kamu bisa bicara? Ah, ini pasti mimpi” Pena semakin bingung dengan apa yang ia alami sekarang. Ini seperti mimpi, bagaimana mungkin buku-buku yang membosankan itu dapat berbicara, itulah pena pikirkan.
“Aku tidak suka membaca ataupun menulis! Hal itu membosankan! Andai aku tahu, akan ku buang saja kamu di sungai! Sekarang, cepat pulangkan aku! ” Pena menyambung kalimatnya dan sedikit menggertak agar ia segera dipulangkan. Ia juga mencoba mengancam buku-buku itu.
“Kamu memang anak yang malas Pena. Ayah dan Ibumu pasti kecewa! Apa kamu ingin pulang? sekarang, mendekatlah” Buku itu pun tampaknya mencoba menuruti keinginan Pena untuk pulang.
Namun, tiba-tiba semuanya menjadi aneh. Pena tidak lagi berada di hutan yang gelap gulita. Sekarang, ia berada di tempat yang tak pernah ia datangi sebelumnya dan di tangannya ada buku ajaib yang dapat berbicara.
Tempat ini sangat indah, dipenuhi manusia dengan segala usia. Tidak hanya itu, peri-peri sibuk berterbangan kesana kemari seakan memamerkan kehebatan mereka.  Sungai di tempat ini sangat indah dan airnya begitu jernih, sangat berbeda dengan sungai tempat pena bermain. Bukan hanya itu, pemandangan alamnya sangat menyejukkan.
Pena tadinya ingin marah karena  barhasil ditipu oleh buku ajaib. Sangat jelas ini bukanlah desanya. Tapi sekarang pena tidak memdulikannya sebab ia sangat menikmati suasana tempat ini.
“Selamat datang di Negeri Baca Tulis” ucap buku ajaib dengan bangga. “Ini adalah surganya para penulis”
“Aku bukan penulis, mengapa kamu membawaku kesini? Aku bahkan tak menyukai membaca apalagi menulis” kata Pena, seakan ia menuntut penjelasan.
“Berkelilinglah dan kamu akan mendapatkan jawabannya” kata buku ajaib dengan sangat tenang,
Pena pun memulai petualanganya di negeri baca tulis ini. Ia berkeliling dan menikmati keindahan alam yang ada. Ia melihat beberapa anak memegang pensil dan buku. Bahkan, para hewan pun asik membaca.
Di tengah perjalanannya berkeliling, ia melihat beberapa anak-anak sedang asyik mewarnai, membaca buku cerita yang tampak menarik dan menuliskan beberapa kejadian yang mereka lihat.. Tidak hanya itu, ia juga bertemu dengan kelinci berkaca mata. Kelinci tersebut tampak sibuk membaca halaman demi halaman
Semakin ia berjalan di Negeri Baca Tulis ini, semakin ia malu dengan dirinya yang sampai sekarang belum pandai menulis dengan baik bahkan membaca pun masih terbata-bata.
Pena pun kembali berbicara pada sang buku ajaib. “Aku ingin pulang, aku sangat malu berada di sini” pintah Pena kepada buku ajaib
“Masih ada yang masih perlu kau lihat Pena!” Buku ajaib pun kembali mengajak pena ke suatu tempat di negeri baca tulis ini.
Sanking kagetnya, Pena mengucek-ucek matanya, ini adalah perpustakaan terbesar yang ia pertama kali temui. Ada ribuan buku, lemari-lemarinya pun menjulang tinggi. Bukan hanya itu, ia juga melihat anak-anak berlomba mengambil buku cerita. Pena pun tertarik untuk melihat sejenak dan mengambil salah satu buku cerita tersebut.
Ia membuka buku cerita itu tapi tak banyak yang bisa ia mengerti karena Pena masih belum lancar membaca. Tapi, Pena tidak langsung menutup buku itu. Ia sangat tertarik dengan gambar-gambar yang diselipkan pada cerita di buku tersebut. Hingga, menimbulkan rasa penasaran semakin dalam tentang alur ceritanya.
Pena pun bergumam “Andai aku pandai membaca, aku pasti tahu apa yang terjadi di cerita ini”. Dengan sedih, ia pun menutup buku cerita tersebut dan berlalu pergi. Ia mencari-cari sang buku ajaib, tapi tak ia temukan. Ia berusaha mengelilingi perpustakaan yang super besar itu. Selagi mencari buku ajaib ia melihat seorang anak yang tampak lebih muda darinya sedang menulis.
“Apa yang kau tulis?” Tanya Pena pada anak kecil di depannya
“Aku menulis tentang perasaanku, apa kau mau mencobanya?” anak kecil itupun menawari Pena untuk menulis.
Tapi dengan cepat Pena menggelengkan kepalanya. Bagaimana mungkin ia bisa menulis sedang membaca saja masih kesulitan? Pena menunduk dan meninggalkan anak kecil itu. Pena merasa iri pada anak kecil tadi karena ia bisa menuliskan segala perasaannya sedangkan Pena tidak bisa.
Pena memang jarang berbicara apalagi meluapkan perasaan yang sesungguhnya pada sang ibu. Mungkin dengan menulis suatu saat nanti pena akan lebih lega. Pena bisa menceritakan keluh kesahnya selama ia di sekolah dan yang lebih menggoda lagi, Pena rupanya ingin bisa membuat cerita seperti cerita di buku yang ia lihat tadi.
Pena pun menghentikan langkahnya lalu mengajak para peri bercengkerama tentang negeri baca tulis. Pena senang mendengarkan para peri bercerita tentang indahnya membaca dan menulis hingga berhasil memotivasi Pena untuk lebih giat belajar. Pena juga tak bisa membayangkan jika ia dewasa dan ia belum bisa membaca dan menulis dan sekarang ia sadar mungkin ini tujuan ibu menyuruhnya sekolah. Ia harus menjadi anak yang pandai dan tanpa baca tulis dia tak akan bisa mempelajari banyak hal.
“Ah, Maafkan aku, Ibu” Pena bergumam pelan dan tak sadar meneteskan air matanya.
“Pena? Pena Bangun Nak? Ah, syukurlah kamu di temukan!” Terdengar suara ibu pena yang panik.
Pena ditemukan terbaring di tengah hutan dan buku-bukunya masih berserakan dimana-mana. Sayup-sayup mata Pena pun terbuka dan terbelalak. Ia pun langsung meloncat memeluk ibunya sambil berjanji “Pena tidak akan bolos sekolah lagi, Bu!!” 

sumber tulisan : (akun pribadi kompasiana)  www.kompasiana.com/putrinadia
sumber gambar : http://remaja-inovation.blogspot.com/2011/12

8 komentar

Menulis tentang perasaan kita, luar biasa.. :^D^:

terima kasih :)
semoga kedepan bisa nulis dongeng lagi :D

yup memang luar biasa :D

http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/02/tajir-melintar-ini-fakta-menarik-ibu.html
http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/02/telaga-cisoka-danau-berair-biru-yang.html
http://taipannnewsss.blogspot.com/2018/02/bocoran-film-godzilla-vs-king-kong.html

QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS
-KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
1 user ID sudah bisa bermain 7 Permainan.
• BandarQ
• AduQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• WA: +62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
• BB : 2B3D83BE
Come & Join Us!

Cerita nyan bagus banget👍👍👍👍👍

Cerita nyan bagus banget👍👍👍👍👍

Posting Komentar

Coretkanlah Opinimu :)

Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Dear Readers...

Tulisan itu memang terkadang membosankan.. namun bertahanlah sampai klimaks .. Temukan yang tak terduga ;) Jemari rapuh ini, hanya sebagai perantara bagi gadis yang tak bisa berhenti berkicau walau tak ada siapapun di sekitarnya..

Popular Posts

Twitter

Followers