Cerpen Terpaksa dilucu-lucukan hahaha :D

Unknown 2 08.56

Sebelum kita membaca cerpen dibilang ini benar-benar THE REAL CERPEN. Soalnya pendek sekali, haha cuman selembar dengan ukuran font 12. GREAT! wait, kalau berbicara tentang cerpen pasti ngebayanginnya tentang pelajaran Bahasa Indonesia kan ? Kali ini kalian gak perlu kaget, karena cerpen ini bukan tugas dari pelajaran Bahasa Indonesia, melainkan tugas pelajaran Agama. Nah lho ? -___-

Nah, sebenarnya saya juga bingung.. 
Hubungan Agama dengan buat cerpen itu apa ???
ditambah lagi, persyaratan cerpennya adalah.. "CERPEN INI HARUS LUCU"

dengan waktu kepepet seperti ini, terpaksa..
saya menggunakan imajinasi tidak karuan saya..
cerpen LUCU yang tidak LUCU..




Percaya ?

Karya : Sitti Nadia Tri Septiani

Minggu ini akan menjadi hari-hari terberat bagi Nana, gadis rupawan yang cerewet ini sangat membenci yang namanya belajar, belajar dan belajar. Tapi, apa boleh buat minggu ini telah dijadwalkan kalau ia akan menghadapi berbagai macam ulangan pada masing-masing pelajaran 6 hari berturut-turut. Memikirkannya saja, Nana sudah ingin muntah karena mual. Terlebih lagi, setiap pulang sekolah ia harus bergegas menerima pelajaran tambahan di salah satu lembaga kursus yang telah disiapkan orangtuanya. Itu merupakan mimpi buruk yang berkepanjangan bagi Nana.
            Suasana sejuk di ruang kelas tempat kursus Nana yang ber-AC berhasil menyegarkan kembali tubuhnya yang keringatan tapi tidak dengan otaknya. Hari ini ia baru saja melewati ulangan matematika dan itu sangat sukses membuat Nana terinfeksi virus mematikan yang siap memutilasi otaknya. Hal itu semakin menjadi-jadi ketika Nana ingat kalau besok ada ulangan fisika dan kimia. Bagi Nana, kedua matapelajaran itu tak kalah kronisnya. Hal tersebut, seketika dapat membuatnya kehilangan pasokan H2O.
            “Ahhh… ingin menghilang sejenak dari aktivitas sekolah! Stres harus memikirkan ulangan seminggu ini! ” gerutu Nana pada diri sendiri.
            “Santai aja lagi!” komentar Rere.
            “Santai ? Bagaimana bisa ? Nilai ulanganku nanti hancur semua!”balas Nana
            “Kita harus percaya kalau kita bisa, kalau kita percaya akan dapat nilai memuaskan. Maka, pasti kita juga bakal dapat nilai yang kita harapkan. Kuncinya percaya aja, Na!” Tutur Rere dengan sangat bijak.
Nana pun mulai mengangguk-anggukan kepala, meresapi ceramah singkat Rere barusan. Dia tidak menyangka Rere teman kursusnya berubah menjadi sosok ustadzah yang bisa memberi motivasi. Walaupun beda sekolah, tapi Rere dan Nana sudah menjadi teman baik.
“Wah, berarti ulanganmu lulus terus dong, Re ?”
Rere menampilkan cengirannya yang memesona sambil menatap lekat mata Nana.
“Itulah masalahnya Na! Sayangnya..” jawab Rere setengah menggantung.
Belum selesai Rere menyelesaikan jawabannya Nana langsung menimpali.
“Aku tahu kok, gak usah merendah gitu. Nanti, ajarin aku ya!”
“Tapi Na, hehehe sayangnya aku juga tidak pernah percaya kalau bisa lulus. Jadi, gak tahu deh bagaimana hasilnya nanti! Hehehee ” Jawab Rere santai sambil melemparkan senyum jahil kepada Nana.
“Ternyata, sama saja!” tutur Nana dengan pasrah.
Rere pun cekikikan, ia merasa aktingnya tadi benar-benar patut diperhitungkan karena berhasil membuat Nana begitu percaya. Tapi,  paling tidak Nana bisa memetik sesuatu dari akting konyol si Rere.
Kepercayaan harus dibangun bukan sekedar dikatakan atau malah ditunggu kehadirannya. Kalau aku berusaha maka rasa percaya diri bahwa aku memang bisa akan benar-benar mantap dan dapat terwujud, kamu pasti bisa! Berusahalah Na! Sambil tersenyum Nana memotivasi dirinya sendiri.
“Ih, Na? kok senyum-senyum sendiri sih? Wah, ceramahku tadi manjur ya?” selidik Rere penasaran.
“Lihat saja  Re, kata REMEDI akan menjauh dariku! Kamu juga harus berusaha! ” ucap Nana dengan mantap.
Dan seketika seisi kelas pun terheran-heran melihat Nana berdiri dari kursinya sambil mengepal dan mengangkat tangannya diudara. Nana mulai berkoar-koar tak jelas. Rere pun kembali cekikikan melihat tingkah heroik Nana, mungkin ini efek stress berkepanjangan yang disebabkan oleh ulangan MIPA! Hahaha bisiknya dalam hati.


kebetulan cerpen ini saya sudah publish di akun pribadi kompasiana saya http://fiksi.kompasiana.com/cerpen/2013/10/02/percaya--597041.html
silahkan mampir yaa :D

2 komentar

Posting Komentar

Coretkanlah Opinimu :)

Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Dear Readers...

Tulisan itu memang terkadang membosankan.. namun bertahanlah sampai klimaks .. Temukan yang tak terduga ;) Jemari rapuh ini, hanya sebagai perantara bagi gadis yang tak bisa berhenti berkicau walau tak ada siapapun di sekitarnya..

Popular Posts

Twitter

Followers